Pasang Iklan Gratis

Rumah Dipreteli Penyewa, Tersisa Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal

  Duka belum sepenuhnya reda bagi Tumpal Simbolon (60), warga Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Setelah kehilangan anaknya karena sakit, ia harus menghadapi kenyataan pahit lain: rumahnya tinggal rangka setelah diduga dipreteli oleh penyewa berinisial MT.

Rumah warisan itu kini hanya menyisakan dinding bata. Atap seng, pintu, jendela, kusen, bahkan broti (balok penopang atap) raib.

Semuanya diduga dibongkar dan diangkut oleh penyewa yang semula menyewa rumah tersebut selama satu tahun.

“Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela. Habis semua,” ujar Tumpal kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025).

Belum Selesai Duka, Dapat Masalah Baru

Tumpal mengaku belum sempat kembali ke rumah karena harus membawa anaknya berobat ke Jakarta untuk menjalani prosedur cangkok ginjal. Namun takdir berkata lain, sang anak meninggal dunia pada 2 Juli 2025.

Usai prosesi adat pemakaman pada 5 Juli, Tumpal baru mengetahui bahwa rumahnya telah dirusak.

Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.

Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.

Tumpal menduga kuat bahwa pembongkaran dilakukan oleh MT, penyewa rumahnya, dibantu tiga orang lainnya.

Ia menyebut, pembongkaran kemungkinan besar terjadi pada 5 Juli, bersamaan dengan hari pemakaman anaknya.

Berawal dari Penagihan Uang Sewa

Tumpal mengatakan, rumah itu awalnya memang milik MT yang dibeli tahun 2014. Namun, sudah beralih kepemilikan kepada dirinya saat terjadi jual beli pada 30 Juli 2024.

Menurut Tumpal, pembelian rumah tersebut disertai dengan surat-surat resmi dan sudah lengkap.

Dalam kesepakatan mereka, MT meminta supaya boleh mengontrak rumah tersebut selama satu tahun.

Tumpal pun mengizinkan.

Pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa. Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.

"Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya Pak," ujar Tumpal menirukan ucapan MT.

Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.

Siapa sangka, anak itu meninggal dunia pada 2 Juli 2025 dan Tumpal menyelenggarakan acara adat pada 5 Juli 2025, bersamaan dengan MT diduga mempreteli rumah tersebut.

Berencana Lapor Polisi, Sudah Temui Pihak Desa

Meski masih dalam masa berkabung, Tumpal mengatakan dirinya akan segera membuat laporan resmi ke Polsek Medan Tembung. Ia mengaku telah bertemu dengan petugas Polsek dan disarankan untuk lebih dulu melaporkan kerugian ke kantor desa.

“Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa," katanya.

Ia juga sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat, dan berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya.

Kondisi rumah Tumpal yang telah rusak parah ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah video yang memperlihatkan kondisi rumah tersebut diunggah akun Instagram @tkpmedan pada Jumat (25/7/2025).

Dalam video itu terlihat rumah hanya menyisakan kerangka bangunan, tanpa atap dan jendela. Warga sekitar pun mengaku tidak mengetahui keberadaan MT setelah peristiwa tersebut, dan tidak memiliki kontak Tumpal untuk segera memberi tahu.

0 Response to "Rumah Dipreteli Penyewa, Tersisa Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal"

Posting Komentar